Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Salatiga yang masih fluktuatif merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. Angka kematian tersebut diupayakan dapat menurun dengan pelaksanaan berbagai program kesehatan, yang diukur melalui beberapa indikator. Sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2020-2024, dengan fokus pada upaya kesehatan ibu dan anak serta gizi masyarakat.
Salah satu kendala lambatnya penurunan kasus kematian adalah kurangnya manajemen dari fasilitas pelayanan baik di tingkat pelayanan dasar maupun di tingkat rujukan di kabupaten/kota yang mengakibatkan lambatnya penanganan kasus yang hingga berujung pada kematian. Dalam peningkatan pelayanan rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir diperlukan untuk mengatasi masalah manajemen pelayanan yang mencakup rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir di wilayahnya kerja baik puskesmas, puskesmas pembantu maupun RS dan juga Bidan Praktek Mandiri. Peningkatan sistem rujukan kegawatdaruratan merupakan unsur esensial yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan dapat secara signifikan memengaruhi penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Dinas Kesehatan Kota Salatiga menyelenggarakan kegiatan Jejaring Rujukan Kota Salatiga di Aula Dinas Kesehatan, Rabu 5/4/2023. Peserta kegiatan sejumlah 40 orang terdiri dari Petugas Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Pengurus IBI Cab. Salatiga dan Staf Dinas Kesehatan.
Acara di buka oleh Kabid Kesmas, Bambang Pramusinto S.T., M.T., hadir sebagai narasumber dr. Sugeng Suwoto, Sp.OG.
Dengan pertemuan ini diharapkan dapat mendapatkan hasil rencana tindak lanjut/kesepakatan bersama dalam rangka akselerasi penurunan kasus kematian maternal dan neonatal di Kota Salatiga.









