Rakor Pengembangan Jejaring Layanan TBC di Kota Salatiga

Bale Awan Putih – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan baik di Dunia dan diIndonesia. Kesenjangan antara estimasi dan notifikasi kasus TBC di Indonesia masih di atas 30% pada tahun 2017-2019. Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020, kesenjangan ini mencapai + 60%. Sebagian besar notifikasi atau pelaporan kasus TBC di Indonesia berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Jika ditinjau berdasarkan kontribusi notifikasi TBC dari fasyankes swasta, hanya sebesar 51% rumah sakit (RS) Swasta dan 1% dokter praktik mandiri (DPM)/ klinik swasta di Indonesia yang melaporkan kasus TBC pada tahun 2020.

Dalam rangka melaksanakan peningkatan akses terhadap layanan TB yang berkualitas dan sesuai standar, dibutuhkan sebuah jejaring layanan TBC yang saling terintegrasi antar semua layanan di Kabupaten/ Kota. Pada tingkat Kabupaten/ Kota, dikenal istilah District-based Public Private Mix (DPPM) TBC yang merupakan jejaring layanan TBC antara fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta di suatu Kabupaten/ Kota dibawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat. Oleh karena itu, dalam rangka memperkuat jejaring layanan TBC di Kota Salatiga perlu dilakukan rapat koordinasi dengan Faskes di tingkat Kota Salatiga.

Dinas Kesehatan Kota Salatiga melaksanakan Rakor Pengembangan Jejaring Layanan TBC di Kota Salatiga bertempat di Bale Awan Putih, Rabu 12/10/2022. Peserta terdiri atas 30 orang yaitu Kepala Bidang P2P, Sub Koordinator P2M, Pengelola Program TB DKK, Staf Seksi Pelayanan Kesehatan DKK, Staf Seksi Sumber Daya Kesehatan DKK , Perwakilan KOPI TB, DPPM, PKFI, PATELKI, IAI, Aisyiyah, BPJS, RSUD, RSPAW, Klinik Citra Medika, Klinik Sumber Medika, Klinik Jaya Husada, Klinik Sehat, DPM dan 6 Puskesmas di Kota Salatiga.

Kegiatan di buka oleh Kepala Bidang P2P, dr. Prasit Al Hakim , dilanjutkan dengan Penyampaian Peran DPPM dan Jejaring Layanan TB oleh Sub Koordintor bidang Pengendalian Penyakit Menular, Wahyu Hudoyoko, S.K.M., M.P.H , Kemudian penyampaian materi Program TB dalam Akreditasi Layanan Kesehatan, oleh drg. Rita Widyaseptriana, dilanjut dengan materi Peran Organisasi Profesi dalam Pelayanan Program TB oleh dr. Andina Widiastuti, diakhiri dengan Diskusi dan Tindak Lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *